Saat Wall Street terguncang akibat kekhawatiran terkait tarif, sejumlah platform prediksi online sudah menunjukkan meningkatnya kepastian akan resesi, jauh sebelum para ekonom sepakat mengenai hal tersebut.
Poin-poin Penting:
- Dalam perubahan yang mencolok, 60% petaruh Polymarket sekarang memprediksi resesi 2025 – lompatan sembilan poin hanya dalam 24 jam – segera setelah pengumuman dramatis Trump tentang tarif global yang luas.
- Sementara Dow merosot hampir 3.700 poin dalam dua hari di tengah kepanikan tarif, Bitcoin melawan tren, naik hingga lebih dari $84 ribu – sebuah sinyal potensial pelarian investor ke lindung nilai digital.
- Retorika perdagangan Trump yang agresif, yang dibingkai sebagai keadilan ekonomi bagi para pekerja Amerika, telah mengirimkan gelombang kejut melalui pasar keuangan dan prediksi-memicu kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh dirinya sendiri.
Sebuah jajak pendapat terbaru dari Polymarket mengungkapkan bahwa mayoritas petaruh memprediksi resesi akan terjadi pada tahun 2025. Hasil ini muncul hanya dua hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif kontroversial bertajuk “Hari Pembebasan” pada 2 April.
Petaruh Polymarket Memprediksi Resesi Pada Tahun 2025
Menurut hasil jajak pendapat di platform prediksi terdesentralisasi, 60% peserta meyakini bahwa resesi ekonomi akan terjadi tahun ini.
Peningkatan keyakinan terhadap kemungkinan resesi ini cukup signifikan, mengingat persentasenya naik sembilan poin hanya dalam waktu 24 jam.
Sebagai perbandingan, ketika jajak pendapat ini pertama kali dilakukan pada bulan Januari, hanya 20% pengguna yang memperkirakan resesi lebih mungkin terjadi pada tahun 2025.
Kebijakan Tarif Donald Trump Menghantam Pasar
Persentase mengejutkan ini muncul tak lama setelah Trump mengumumkan tarif tinggi untuk barang impor dari hampir semua negara.
“Selama beberapa dekade, negara kita telah dijarah, dirampok, dirugikan, dan diperas oleh negara-negara lain—baik sekutu maupun lawan,” kata Trump dalam pengumuman kebijakan pada 2 April di Rose Garden, Gedung Putih.
“Para pekerja baja Amerika, pekerja di sektor otomotif, petani, hingga para pengrajin terampil—banyak dari mereka hadir bersama kita hari ini—sangat menderita,” lanjutnya dengan penuh keyakinan.
Kebijakan ini memicu gejolak di pasar global, mengakibatkan Dow Jones Industrial Average terjun bebas sekitar 3.700 poin hanya dalam dua hari.
Namun, di tengah ketidakpastian ekonomi, nilai Bitcoin justru naik 2,6%, mencapai lebih dari $84.000 pada hari Jumat, setelah sebelumnya sempat turun di bawah $82.000 sehari sebelumnya.
Sejumlah kritikus berpendapat bahwa langkah tarif Trump yang kontroversial akan membawa dampak negatif bagi perdagangan global dan konsumen, meski presiden tetap teguh dengan keyakinannya bahwa kebijakan tersebut akan mendorong kemandirian serta revitalisasi sektor manufaktur Amerika.
Dengan tarif yang segera diberlakukan, masih menjadi tanda tanya besar bagaimana industri aset digital akan menghadapi potensi krisis keuangan dalam jangka panjang.